Mengenal Nyamuk Wolbachia, Benarkah Bisa Mencegah DBD?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius. Bahkan berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), awal 2023 sampai dengan minggu ke-33 tahun ini, terdapat 57.884 kasus DBD dengan kematian sebanyak 422 kematian.
Kasus Dengue/DBD terlaporkan dari 462 Kab/Kota di 34 Provinsi, sedangkan kematian akibat dengue terjadi di 177 Kab/Kota di 32 Provinsi. Bahkan pada anak demam berdarah merupakan penyebab kematian nomor enam tertinggi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebarkan nyamuk Wolbachia Bill Gates . Nyamuk ini merupakan inovasi baru untuk menurunkan penyebaran DBD di Indonesia.
Lantas apa sih nyamuk wolbachia itu? Wolbachia pipientis adalah bakteri alami di serangga dan sekitar 6 dari 10 jenis serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah dan lebah.
Dilansir dari website Kementerian Kesehatan, Jumat (17/11/2023) The World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang dijalankan oleh Amelakukan penelitian terkait pengendalian virus dengue dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang telah berbakteri Wolbachia. Penelitian itu dilakukan pada 2012.
“Saya ke sini mau belajar bagaimana menurunkan prevalensi dengue dengan cara mengontrol nyamuknya bukan menghilangkan, tapi membuat nyamuknya tidak menularkan virus lagi. Caranya dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk tersebut. Sehingga kalo nyamuknya mengigit tidak akan Menular,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Penelitian tersebut dilakukan di lima dusun yang meliputi area residensi dan area agrikultur di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Hasi penelitian itu menunjukkan bahwa Wolbachia pipientis ditemukan pada 44.9% serangga seperti kupu-kupu, ngengat, nyamuk dan lalat.
Dari hasil penelitian itu juga dikatakan bahwa bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit.
Prof Adi Utarini mengatakan inovasi teknologi Wolbachia diadaptasi sebagai program nasional dalam kerangka menurunkan penyebaran dengue di Indonesia.
Kasus Dengue/DBD terlaporkan dari 462 Kab/Kota di 34 Provinsi, sedangkan kematian akibat dengue terjadi di 177 Kab/Kota di 32 Provinsi. Bahkan pada anak demam berdarah merupakan penyebab kematian nomor enam tertinggi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebarkan nyamuk Wolbachia Bill Gates . Nyamuk ini merupakan inovasi baru untuk menurunkan penyebaran DBD di Indonesia.
Lantas apa sih nyamuk wolbachia itu? Wolbachia pipientis adalah bakteri alami di serangga dan sekitar 6 dari 10 jenis serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah dan lebah.
Dilansir dari website Kementerian Kesehatan, Jumat (17/11/2023) The World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang dijalankan oleh Amelakukan penelitian terkait pengendalian virus dengue dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang telah berbakteri Wolbachia. Penelitian itu dilakukan pada 2012.
“Saya ke sini mau belajar bagaimana menurunkan prevalensi dengue dengan cara mengontrol nyamuknya bukan menghilangkan, tapi membuat nyamuknya tidak menularkan virus lagi. Caranya dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk tersebut. Sehingga kalo nyamuknya mengigit tidak akan Menular,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Penelitian tersebut dilakukan di lima dusun yang meliputi area residensi dan area agrikultur di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Hasi penelitian itu menunjukkan bahwa Wolbachia pipientis ditemukan pada 44.9% serangga seperti kupu-kupu, ngengat, nyamuk dan lalat.
Dari hasil penelitian itu juga dikatakan bahwa bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit.
Prof Adi Utarini mengatakan inovasi teknologi Wolbachia diadaptasi sebagai program nasional dalam kerangka menurunkan penyebaran dengue di Indonesia.